Home > news > Messi Butuh Tim, Bukan Tim Butuh Messi
Messi Butuh Tim, Bukan Tim Butuh Messi
Posted on Jumat, 15 Juli 2011 by do it your self

 Hampir semua pelatih tim sepak bola di  dunia pasti menginginkan kehadiran Lionel Messi di barisan depan  pasukannya. Pengakuan akan kedahsyatan Messi dapat dilihat dari dua  gelar pemain terbaik dunia versi FIFA yang didapatnya dalam dua tahun  terakhir. Semua sukses itu berhasil ia raih berkat serangkaian  penampilan gemilang bersama Barcelona, bukan Argentina.
Ya, Messi bagai memiliki dua sisi karakter yang berbeda dalam  dirinya, yaitu Messi-Barcelona dan Messi-Argentina. Messi versi  Barcelona hampir selalu berhasil tampil luar biasa setiap kali dimainkan  sehingga dapat mengangkat performa tim secara keseluruhan. Salah satu  buktinya adalah dengan total 90 gol yang ia cetak hanya dalam dua musim  terakhir bermain di lini serang Barcelona.
Kontrasnya, Messi versi  Argentina justru acap kali tampil di bawah form sehingga sering  memancing ejekan dan siulan dari para pendukungnya sendiri. Entah  bagaimana, setiap tusukan, umpan, dan tembakan akurat yang biasa ia  tunjukan saat berseragam Barcelona hilang begitu saja saat ia ganti  berseragam Albiceleste. Messi versi Argentina terlihat begitu melempem.
Ini  ironi karena ia disebut banyak orang sebagai titian legenda hidup  Argentina, Diego Maradona. Maradona sendiri pun mengakui hal ini serta  sering memberi pujian dan dukungan bagi Messi. Akan tetapi, kita bisa  melihat beberapa perbedaan mendasar antara Messi dan Maradona.
Maradona  terkenal sebagai pemain yang gemar berpindah klub dan selalu meraih  sukses di mana pun ia menjejakkan kakinya. Pada awal kariernya, pemain  bertubuh gempal ini sukses menjadi juara liga bersama Boca Juniors.  Setelah Piala Dunia 1982, ia pindah ke Barcelona dan berhasil membawa  timnya meraih Piala Raja serta Piala Super Spanyol. Cedera patah kaki  sempat mengancam kariernya. Namun, ketangguhan fisik dan mental El Diego  sukses membawanya kembali ke lapangan.
Pada 1984, Maradona  merampungkan kepindahannya ke Napoli. Di sanalah ia sukses meraih puncak  kejayaan sebagai pemain sepak bola. Setelah membawa Argentina menjuarai  Piala Dunia 1986, ia juga berhasil menjuarai Serie A dua kali bersama  Napoli, masing-masing pada 1986/1987 dan 1989/1990. Tidak lupa, gelar  Coppa Italia, Piala Super Italia, dan Piala UEFA berhasil ia bawa saat  berkarier di Napoli.
Sayangnya, kasus Narkoba menghancurkan  kariernya. Setelah menjalani 15 bulan hukuman larangan tampil, ia  meninggalkan Napoli ke Sevilla, Newell’s Old Boys, dan kemudian Boca  Juniors.
Bila melihat rekam jejak karier Maradona, kita dapat  simpulkan bahwa ia selalu sukses beradaptasi dan membawa kejayaan di tim  mana pun yang ia singgahi. Ia dapat mengangkat performa tim sendirian  ke level tertinggi sehingga dapat meraih banyak trofi juara bergengsi.  Dapat dikatakan, setiap tim butuh Maradona untuk mencapai potensi  maksimalnya dalam permainan sepak bola.
Berbeda halnya dengan  Messi, ia hanya bermain di satu klub saja sepanjang karier  profesionalnya, yaitu Barcelona. Sejak kecil, ia direkrut Barca dengan  imbalan biaya pengobatan penyakit cacat hormon yang dulu dideritanya. Ia  tumbuh dan berkembang di La Masia, pusat pelatihan pemain muda didikan  Barca. Di sanalah ia mengasah bakat istimewanya bersama sekumpulan  pemain muda dengan talenta yang tidak kalah hebatnya, seperti Cesc  Fabregas, Gerard Pique, dan Pedro Rodriguez.
Kesempatan memiliki  banyak pemain muda potensial dalam satu generasi menjadi keuntungan  tersendiri bagi Barcelona. Hal ini oleh diakui langsung oleh legenda  Perancis, Zinedine Zidane, yang mengatakan, "Barcelona beruntung punya  generasi emas yang terdiri dari tujuh sampai delapan pemain hasil  didikan akademi pemain muda. Tak banyak tim dengan generasi luar biasa  seperti yang dimiliki Barcelona."
Setelah cukup matang, ia  dipromosikan ke tim senior oleh pelatih saat itu, Frank Rijkaard. Di  awal karier profesionalnya, ia banyak dibimbing bintang dunia macam  Ronaldinho, Samuel Eto’o, dan Ludovic Giuly. Rijkaard juga mengerti dan  menempatkan Messi di posisi favoritnya, penyerang sayap. Di sana, ia  bebas berkreasi dalam skema permainan 4-3-3. Tusukan dan umpan satu-dua  yang ia lakukan sering mengecoh dan membuat bingung setiap barisan  pemain belakang lawan yang dihadapi.
Bila pertahanan lawan tertutup rapat, ia bisa menyusun serangan secara perlahan dari bawah dengan raja passing semacam Xavi dan Andres Iniesta. Dengan permainan passing  "tika-taka", Messi dan Barca sukses mendikte permainan lawannya. Bisa  dikatakan, Messi adalah bakat yang terjaga dengan baik di lingkungan  yang tepat sehingga dapat tumbuh secara maksimal.
Hal inilah yang  menjadi penyebab tumpulnya Messi saat membela negaranya di pertandingan  internasional. Di tim Argentina, tidak ada Xavi-Iniesta yang akan  bekerja sama melakukan umpan satu-dua atau memberikan umpan terobosan  yang bisa merobek lini belakang lawan kepada Messi dengan efektif. Di  tim Argentina, tidak ada pemain yang benar-benar bisa menjalankan  permainan passing ala "tiki-taka" untuk secara perlahan meruntuhkan tembok pertahanan lawan.
Messi  dianggap dewa dan bisa membawa timnya sendirian menuju kemenangan.  Padahal, Messi tidak bisa bekerja sendirian. Ia butuh teman-teman yang  tepat untuk mengangkat level permainannya. Boleh disebut, Messi  membutuhkan tim, bukan tim yang membutuhkan Messi.
Di satu  kesempatan, legenda sepak bola Real Madrid, Alfredo di Stefano,  mengatakan, "Pemain tak bisa memenangi pertandingan sendirian. Mereka  butuh rekan-rekan setim. Lionel Messi tampil hebat. Dia bermain baik dan  menciptakan tontonan dengan menarik dari gol-gol yang dicetaknya. Dia  memiliki kualitas dan kemampuan hebat. Namun yang terbaik dalam sepak  bola adalah tim. Pemain tak mungkin menang sendirian. Sepak bola bukan  tinju atau tenis ketika seorang pemain bisa menentukan kemenangannya."
Pada  Piala Dunia 2010 lalu, pelatih Argentina saat itu, Maradona, memberikan  kebebasan pada Messi untuk berkreasi di lapangan. Seluruh permainan  berpusat dan bergantung pada Messi. Hasilnya Messi tampil standar, bila  tidak bisa dibilang buruk, yang berakibat pada jatuhnya performa tim  secara keseluruhan.
Seiring kegagalan Argentina di Piala Dunia,  jabatan pelatih pun berganti diserahkan kepada Sergio Batista. Sekarang,  di Copa America 2011, Batista hampir saja mengulangi kesalahan sama  yang dilakukan Maradona. Di dua pertandingan awal, Messi dipasangkan  menjadi tridente bersama Carlos Tevez di sisi kiri dan Ezequiel  Lavezzi di sisi kanan. Messi diharapkan dapat menusuk dari tengah dan  menjadi dirigen penyerangan seperti yang bisa ia perlihatkan bersama  Barca dengan David Villa di kiri dan Pedro di kanan.
Sayangnya,  hal itu tidak berjalan lancar karena Tevez dan Lavezzi melakukan  penyerangan secara sporadis dan tak terarah. Alih-alih membangun  serangan dengan perlahan melalui operan-operan cantik, keduanya malah  sering melakukan tusukan dan tembakan jarak jauh yang sama sekali tak  efektif. Bola malah sering terebut ketika berada di kaki mereka dan  menghasilkan counter-attack berbahaya bagi Argentina. Messi? Hanya dua tembakan yang bisa ia hasilkan dari dua pertandingan itu.
Setelah  pertandingan pertama, Batista mengatakan, "Sangat sulit untuk bisa  bermain seperti Barcelona. Benar kami bermain terlalu terburu-buru,  permainan vertikal yang tidak kami inginkan. Ini harus berubah di  pertandingan berikutnya."
Di pertandingan ketiga, Batista merombak  pola penyerangan timnya secara keseluruhan. Messi agak diturunkan ke  tengah untuk menyusun serangan perlahan bersama Sergio Aguero di sayap  kiri dan Angel di Maria yang terus bergerak. Gonzalo Higuain dijadikan targetman dan  Fernando Gago masuk menggantikan tempat Ever Banega. Hasilnya,  Argentina menang telak 3-0 dengan dua gol di antaranya terjadi berkat  dua assist dari Messi. Siulan pun berubah menjadi pujian.
Di  sini, terbukti sekali lagi bahwa Messi butuh tim dan posisi yang tepat  untuk memaksimalkan potensi dalam dirinya. Kesalahan penempatan posisi  atau pemilihan rekan setim niscaya dapat mengubur sinar terang Messi. Ia  jelas bukan Maradona, yang bisa meraih langit hanya dengan mengandalkan  dirinya sendiri. Sekali lagi, Messi butuh tim yang tepat, bukan tim  yang membutuhkan Messi.
kompas.com 
Artikel Terkait
Category Article BOLA, news
Arsip Blog
- 
        ▼ 
      
2011
(392)
- 
        ▼ 
      
Juli
(68)
- Perawatan Tepat Untuk Mata Sehat
 - Why does your web designer should know about Web M...
 - 10 Tips Menjadi Pasangan yg Lebih Baik
 - Tips Merawat Kulit Secara Alami
 - 5 Tips menghadapi pasangan selingkuh
 - 13 cara selingkuh yg aman (dosa tanggung sendiri)
 - Deface Page Generator V1.0
 - Penggunaan Krim Malam / Night Cream Agar Maksimal
 - Mulailah Hidup Sehat Untuk Kesehatan
 - Internet Payment Solutions
 - Hilangkan Jerawat dengan Vitamin dan Suplemen yang...
 - Waspada Bahan Berbahaya Yang Terdapat Dirumah
 - Where do I start e-commerce sites
 - 3 Features Of The Apple Iphone
 - Tips Kecantikan Untuk Wanita Sibuk
 - Minyak Hati Ikan Cod / Cod Liver Oil untuk Kesehatan
 - Keindahan Ngarai Sianok
 - Keindahan Puncak Lawang Sumatera Barat
 - Cara Mudah dan Murah Untuk Perawatan Rambut
 - Redakan Flu Dengan Cara Alami
 - Sesuai janji saya, kita akan membuat virus yang se...
 - how to Build your online shop
 - Manfaat Krim Malam Untuk Kecantikan
 - Tutorial Mendapatkan Site Links In
 - BOMBER KOMENTAR DI FACEBOOK
 - Reasons Why Zune Could Beat the iPod
 - 9 Dampak Anak Kurang Tidur
 - E-commerce Solutions for your Company
 - [PIC] Christiano ronaldo onani setelah meluk cewek
 - Messi Butuh Tim, Bukan Tim Butuh Messi
 - Sang Pengagum
 - Langkah Mudah Menghilangkan Stres
 - A Guide to receiving online payments
 - A Marketing Conundrum
 - Bibir Kering dan Pecah-pecah Dapat Diatasi
 - Cool Cell Phone Tricks For You
 - Ecommerce hosting
 - Tips Merawat Ginjal Agar Tetap Sehat
 - Polished Blogger Template Optimized By LDGI
 - Perawatan Kecantikan Wanita China
 - Tips Tingkatkan Stamina Anda
 - The Two Most Important Factors In eCommerce Design.
 - Improving conversion rates, the actual content
 - Birthday Is Reality
 - Live Must Go On
 - KLIKOT jejaring sosial baru
 - 5 Jenis Kulit dan Perawatannya
 - Emoticons atau Smileys
 - VALENTINE
 - SMS Cinta
 - When the web site need a dedicated IP address
 - Search Engine Optimization Specialist
 - Berbagai Manfaat Air kelapa Bagi Kesehatan
 - Finding your Web e-commerce
 - Perawatan Untuk Mencegah Kulit Kering
 - Kata Bijak Cinta Terkini
 - E-Commerce Fulfillment
 - Insomnia / Sulit Tidur Dapat Dihilangkan
 - 4 Tips For Choosing An Mp3 Player
 - Privacy Policy
 - Disclaimer
 - Contact Me
 - Foto > PARADE KAUM GAY SEDUNIA
 - Ditemukan, Hewan Paling Berisik di Bumi
 - Tips Tepat Menghilangkan Jerawat
 - 3 Mobile Launch Skypephone
 - Polri Harus Jauhkan Kasus dari Politik Kasus ini ...
 - Hindari Kebiasaan Buruk Setelah Makan
 
 
 - 
        ▼ 
      
Juli
(68)