Alamat "TKI on Sale" Ternyata Kedai Tukang Cukur

Iklan TKI yang menghebohkan di media Malaysia itu. Diduga iklan
Iklan TKI yang menghebohkan di media Malaysia itu. Diduga iklan "bodong".

Artikel Zamrud Hijau - Konsulet KBRI di Malaysia menelusuri alamat yang tercantum pada selebaran iklan "TKI on Sale." Alamat tersebut menggiring petugas KBRI ke sebuah kedai tukang cukur.

Southern's Guy, demikian plang nama kedai tersebut terpasang gagah di alamat yang dimaksud. Pelacakan petugas juga menelusuri nama "Rubini" yang tertulis di selebaran.

Menurut info para tetangga yang dikumpulkan staf konsuler, Rubini adalah warga etnis India. "Dia lebih dikenal sebagai pengelola tempat kebugaran ketimbang perekrut TKI domestik," kata Dita Indah Sari, juru bicara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews, Selasa, 30 Oktober 2012.

Pada saat bersamaan, Atase Naker dan Konsuler pun mendatangi Pengarah --setingkat direktur-- Bahagian Tenaga Kerja Asing Jawatan Tenaga Kerja. Atase juga bertemu Ketua Pengarah JTK Sumber Manusia untuk meminta klarifikasi terkait selebaran itu.

Selain itu, Duta Besar Herman Prayitno juga segera menyambangi Dato' Sayyed Sultan, Acting Under Secretary of South East Asia, Kementerian Luar Negeri Malaysia, dengan misi serupa.

Hasil dari sejumlah pertemuan klarifikasi ini, Malaysia menyatakan bahwa iklan "TKI on Sale" ilegal dan melanggar hukum. "Malaysia juga menyesalkan adanya iklan tersebut," ujar Dita.

Malaysia menegaskan, agensi dan nama yang tercantum dalam selebaran "TKI on Sale," tidak terdaftar dalam Agensi Pekerjaan Swasta (APS) resmi. "Agen ini jelas liar alias bodong."

Malaysia juga berjanji akan mengusut kasus ini dan memberi sanksi pada pelanggar. Malaysia juga akan melaporkan semua langkah-langkahnya ke KBRI.

"Iklan ini sudah dapat dilihat pelanggarannya, tidak ada cap izin. Biasanya iklan-iklan resmi Malaysia itu ada cap izinnya," kata Dita.

Diaberharap semua pihak di Tanah Air menahan diri sambil menunggu hasil investigasi Malaysia. Informasi yang sepotong-sepotong, fakta yang lemah serta simpang siur bisa menimbulkan interpretasi politis. "Padahal duduk masalah belum jelas."

Dita berharap kesepakatan bilateral dan hubungan politik antar kedua negara jangan terganggu hanya karena ulah tak patut dari segelintir orang.

sumber

Artikel Terkait


Category Article ,

What's on Your Mind...